Sabtu, 20 Juli 2019

Michael Jordan dan Pakaian Bekas


Anda pernah mendengar nama Michael Jordan? Ya, ia adalah salah satu pemain basket terbaik di dunia. Jordan kecil tinggal di kawasan kumuh Brooklyn bersama empat saudaranya. Gaji ayahnya yang sangat rendah tidak cukup untuk menafkahi keluarganya.
Berada di lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, membuat hidupnya seakan-akan tidak ada harapan.
Pada suatu hari ayahnya pulang dengan membawa pakaian bekas dan bertanya “Menurutmu berapa harga pakaian ini?”
Ia menjawab “ 1 dollar mungkin”. Kemudian ayahnya bertanya lagi “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika bisa itu berarti kamu telah membantu ayahmu”.
Ia kembali menjawab “Oke, akan aku coba tapi belum tentu berhasil”.
Dengan hati-hati ia mencuci pakaian tersebut sampai bersih. Karena ia tidak memiliki setrika untuk melicinkan pakaian, ia meratakan pakaian tersebut dengan sikat di atas papan lalu dijemur sampai kering.
Keesokan harinya ia membawa pakaian bekas tersebut ke stasiun yang ramai. Setelah lebih dari 6 jam, akhirnya pakaian tersebut terjual juga. Ia pun langsung berlari pulang dengan membawa 2 dollar. Begitu seterusnya selama 10 hari.
Seperti sebelum-sebelumnya ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas. Namun kali ini ayahnya berkata “Coba kau pikirkan bagaimana caranya menjual pakaian ini seharga 20 dollar?”
Ia menjawab “Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling tinggi harganya hanya 2 dollar”.
Ayahnya kembali berkata “Kenapa tidak dicoba dulu? Pasti ada jalan”.
Setelah berpikir beberapa saat akhirnya ia mendapat ide untuk meminta bantuan sepupunya yang untuk melukis Mickey Mouse di pakaiannya. Lalu ia menjual di sebuah sekolah elit.
Tak lama kemudian ada seorang ART yang menjemput tuan kecilnya dan membeli pakaian tersebut untuk anak majikannya. Tak disangka tuan kecilnya sangat menyukai pakaian itu jadi ia memberi tip 5 dollar.
Bagi seorang Jordan waktu itu 25 dollar tentu sangatlah besar, bahkan lebih besar dari gaji ayahnya. Esoknya ayahnya lagi-lagi memberikan selembar pakaian untuk dijual. Kali ini ayahnya berkata “Apakah kau mampu menjualnya seharga 200 dollar?”
Jordan pun menyanggupi. Kebetulan 2 bulan kemudian aktris film populer Charlie’s Angel Farah Fawcett datang untuk promosi film. Setelah konferensi pers selesai, ia pun menerobos keamanan untuk meminta tanda tangan pada pakaian bekasnya.
Entah karena iba atau apa Farah pun dengan senang hati menandatanganinya. Tak lama setelah itu Jordan berteriak dengan semangat “Ini adalah sepotong kaos yang ditandatangani Farah Fawcett, harganya 200 dollar!”
Ia melelang pakaian tersebut hingga akhirnya seorang pengusaha membelinya dengan harga 1200 dollar!
Tidak penting bagaimana pun keadaan kita saat ini, jika kita cerdik melihat peluang dan mau terus berusaha pasti akan menemukan jalan.
Michael Jordan menjadi pemain basket terbaik di dunia tidak lain dari keteguhan dan mindset tangguh yang ditanamkan ayahnya sejak kecil.
Kisah di atas menunjukkan bahwa mindset yang benar sangat mempengaruhi masa depan. Kita Sukses atau tidak. Baik dan buruk masa depan kita tergantung dari apa yang kita pikirkan.

0 komentar: